JURNAL PERCOBAAN VII
“ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (ALKALOID)”
NAMA : KELANTAN
NIM : A1C118023
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERCOBAAN VIII
I. Judul : Isolasi Senyawa Bahan Alam (Steroid dan Terpenoid)
II. Hari, tanggal : Rabu, 24 November 2020
III. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Dapat menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya steroid dan terpenoid.
- Dapat mengenal sifat-sifat kimia steroid dan terpenoid melalui reaksi pengenalan yang spesifik.
IV. Landasan Teori
Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren. Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas beberapa kelompok. Senyawa terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang banyak digunakan sebagai obat. Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen atau karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat aromatis, sebagian terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima (Tim Praktikum Kimia Organik II, 2020).
Terpenoid , kadang-kadang disebut isoprenoid , adalah kelas besar dan beragam bahan kimia organik alami yang berasal dari senyawa isoprena 5-karbon, dan polimer isoprena yang disebut terpene . Sebagian besar merupakan struktur multiklik dengan gugus fungsi yang mengandung oksigen. Sekitar 60% dari produk alami yang diketahui adalah terpenoid. Meskipun kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan "terpene", terpenoid mengandung gugus fungsi tambahan, biasanya mengandung O (Firn, 2010).
Terpenoid adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hidrogen, atau karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat aromatis, sebagian terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima. Penyelidikan kimia selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian terpenoid mempunyai kerangka karbon yang di bangun oleh dua atom atau lebih unit C5 yang disebut isopren, unit-unit isopren biasanya saling berkaitan dengan teratur, dimana “kepala” dari unit satu berkaitan dengan “ekor” unit yang lain, kepala adalah merupakan ujung terdekat kecabang metil dan ekor merupakan ujung yang lain. Susunan kepala-ke-ekor ini disebut kaidah isopren. Kaidah ini merupakan ciri khas dari sebagian terpenoid sehingga dapat dijadikan dasar penetapan terpenoid, sehingga dapat digunakan sebagai dasar penetapan struktur terpenoid (Achmad, 1986).
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isopren dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yang disebut skualen. Triterpenoid berupa senyawa tak berwarna, berbentuk kristal, biasanya bertitik leleh tinggi (harborne, 1987).
Uji steroid dan triterpenoid menggunakan metode Liebermann-Bouchard, ekstrak dilarutkan dalam kloroform kemudian ditambah pereaksi Liebermann-Bouchard (asam asetat anhidrat-H2SO4) menunjukkan hasil positif dengan adanya perubahan warna menjadi merah kecoklatan untuk steroid dan coklat-ungu untuk triterpenoid. Reaksi triterpenoid dengan pereaksi Liebermann menghasilkan warna merah-ungu sedangkan steroid memberikan warna hijau-biru. Hal ini didasari oleh kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 dalam pelarut asam asetat anhidrid. Perbedaan warna yang dihasilkan oleh triterpenoid dan streoid disebabkan perbedaan gugus pada atom C-4 (Marliana & Saleh, 2011) .
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
- Tabung reaksi 20 bh
- Erlenmeyer 250 ml
- Plat tetes
- Gelas kimia 200 ml
- Pipet tetes
- Lumpang
- Corong gelas
- Gelas ukur
5.2 Bahan
- Pereaksi Deragendrof
- Kloroform
- NaOH padatan
- Pereaksi Meyer
- Etanol
- Iodine
- Pereaksi Wagner
- Metanol
- Brusin
- Shinoda
- Heksa
- KI
VI. Prosedur Kerja
- Dimasukkan 5 gr simplisia tumbuhan kering yang telah halus ke dalam erlenmeyer 250 ml
- Ditambahkan 25 ml etanol dan diaduk-aduk
- Dipanaskan di atas penangas air lebih kurang 10 menit
- Disaring dalam keadaan panas
- Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol
- Dititrasi ekstraksi tersebut dengan sedikit eter
- Ditempatkan beberapa tetes eter dalam 2 lobang plat tetes dan dibiarkan kering
- Ditambahkan 2-3 tetes anhidrat asam asetat dan diaduk
- Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan diamati warna yang terbentuk. (Catatan : Timbulnya warna merah atau merah ungu yang tidak stabil kemungkinan karena adanya triterpenoid, sedangkan warna hijau karena adanya steroid)
- Dicek reaksi dengan ditambahkan hanya asam sulfat pekat pada lobang plat tetes satu lagi dan diamati warna yang terjadi (Catatan : kalau terbentuk yang warna, maka contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoid tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat)
- Hasil
Link video terkait percobaan VIII
Permasalahan
- Apa yang menyebabkan cepat atau lamanya proses maserasi dan pengaruhnya pada percobaan ini terhadap produk yang dihasilkan
- Pada percobaan ini proses penyaringan dilakukan saat larutan masih dalam keadaan panas. Jadi, mengapa penyaringan tidak dilakukan saat kondisi larutan sudah dingin atau tidak panas?
- Timbulnya warna merah atau merah ungu yang tidak stabil kemungkinan karena adanya triterpenoid. Jadi, bagaimana cara triterpenoid dapat mempengaruhi warna larutan?
Baiklah saya Nurhalimah (024) akan mencoba menjawab permasalahan no 1 yaitu Apa yang menyebabkan cepat atau lamanya proses maserasi dan pengaruhnya pada percobaan ini terhadap produk yang dihasilkan. Menurut saya banyak factor yang menyebabkannnya salah satu nya bisa saja dari pelarut yang digunakan dan juga bisa saja dari lama atau tidak nya dilakukan maserasi. Dimna semakin lama waktu maserasi yang diberikan maka semakin lama kontak antara pelarut. Terima kasih
BalasHapusNur khalishah
BalasHapusNo 2. Pada percobaan ini proses penyaringan dilakukan saat larutan masih dalam keadaan panas Hal ini bertujuan agar semua laurtan yang berada di gelas kimia bisa tersaring sempurna tanpa sisa sehingga nanti nya kristal yg di dapatkan lebih maksimal
saya akan mencoba menjawab permsalahan no 3, dimana yang mempengarusi warna tersebut adalah penambahan asam sulfat pekat yang digunakan untuk uji apakah terdapat kandungan triterpenoid dalam senyawa yang sudah diisolasi. terimakasih
BalasHapus