JURNAL PERCOBAAN II
“PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM OKSALAT”
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.
NAMA : KELANTAN
NIM : A1C118023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERCOBAAN II
I. Judul : Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat
II. Hari, tanggal : Rabu, 14 Oktober 2020
III. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
- Dapat memahami cara pembuatan asam oksalat dengan zat organik yang memiliki berat molekul besar sebagai bahan dasarnya.
- Dapat memahami reaksi oksidasi dengan menggunakan oksidator kuat.
- Dapat mengetahui sifat-sifat asam oksalat dengan kegunaannya.
IV. Landasan teori
Asam oksalat merupakan asam dikarboksilat yang memiliki bobot molekul rendah, berwujud padat dan warna putih dengan titik leleh 187°C serta bentuk Kristal piramida reabik. Asam oksalat akan berkurang menjadi asam formiat dan karbondioksida jika dipanaskan dengan suhu 175°C. Dilaboratorium asam oksalat biasa di pakai sebagai larutan standar pada titrasi.biasanya asam oksalat digunakan dalam kehidupan kita saat penggunaan pelapis besi dibuat melalui reaksi oksidasi dengan bahan baku gula pasir dan oksidator asam kuat (Tim Praktikum kimia organik II, 2020).
Asam Oksalat adalah salah satu turunan dari asam karboksilat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 secara kormersial asamoksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat yang mempunyai rumus molekul HOOC-COOH. Kegunaan asam oksalat sangat banyak antara lain bahan pencampurzat warna dalam industri tekstil dan kucing, menetralkan kelebihan alkali pada pencuciandan sebagai pemutihan. Asamoksalat pada industri logam dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari kerak, sedangkan dalam pabrik polimer dipakaisebagai inisiator (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat termasuk ke dalam asam dikarboksilat yang pagar sederhana dengan rumus HOOC-COOH. Asam oksalat mempunyai sifat asam yang lebih kuat dibandingkan asam asetat. Asam oksalat (H2C204) ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam dikarboksilat pagar sederhana ini biasa digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Mewakili asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat putus dari asam asetat. Di anionnya, dikenal sebagai oksalat juga agen pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan (Lehninger, 1984).
Kristal asam oksalat tidak dapat terbentuk pada suasana panas, diperlukan suhu dingin untuk membentuk kristal asam oksalat, sehingga proses sintesis dari asam oksalat ini diatur sedemikian rupa supaya molekul asam oksalat tersebut dapat beragregasi. Diperkirakan kristal asam oksalat nantinya akan berwarna kuning muda (Hermanto, 2008).
Semakin lama waktu reaksi maka kontak
yang terjadi antar molekul-molekul semakin banyak sehingga asam oksalat yang dihasilkan semakin banyak. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya asam oksalat yang dari selang waktu 0,5 Jam ke selang waktu 1 Jam. Akan tetapi mengalami penurunan pada selang waktu berikutnya. Proses peleburan yang terlalu lama juga menyebabkan tumbukan-tumbukan partikel
yang tidak sempurna. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pemutusan struktur selulosa sehingga struktur selulosa menjadi rusak dan dapat berubah menjadi senyawa karbohidrat lain, sehingga tidak bereaksi dengan NaOH dan mengakibatkan pebentukan asam
oksalat sebagai produk menjadi berkurang (Asip,dkk, 2015)
V. Alat dan bahan
5.1 Alat
- Labu dasar datar 750 no
- Corong buchner
- Corong gelas
- Gelas piala 500 ml
- Kasa, kaki tiga
- Penangas
- Gelas ukur
- Termometer
- Pengaduk
5.2 Bahan
- Gula pasir 200 gr
- Asam nitrat pekat 100 no
- Etanol
VI. Prosedur kerja
- Dimasukkan 10 gr gula pasir ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 50 ml HNO3 pekat
- Dipanaskan erlenmeyer tersebut diatas penangas air secara perlahan-lahan sampai mendidih
- Diangkat labu datar tadi bila sudah timbul uap coklat NO2 pindahkan untuk melanjutkan reaksi tanpa pemanasan, biarkan selama 15 menit
- Dituangkan hasil reaksi tadi kedalam gelas piala berukuran 100ml, Erlenmeyer dicuci dengan 10ml aquades dingin dan hasil cucian dimasukkan kedalam gelas piala lagi, tambahkan 10ml HNO3 pekat
- Diuapkan diatas penangas air sampai volume cairan tinggal 10ml
- Ditambahkan 20ml aquades kedalam larutan diatas, kemudian diuapkan lagi sampai volume tinggal 10ml
- Didinginkan larutan dalam es sambil diaduk, kristal asam oksalat segera terbentuk
- Disaring kristal asam oksalat ang terbentuk , kemudian rekristalisasi asam oksalat yang didapatkan dengan melarutkannya dalam air panas lalu didinginkan
- Disaring , keringkan dan periksa titik lelehnya
- Dimurnikan lagi jika belum murni kristal asam oksalat dengan direkristalisasi kembali di dalam air panas
- Hasil pengamatan
Link video terkait percobaan II
Permasalahan
- Mengapa setelah proses oksidasi yang terjadi, diperlukannya suasana yang dingin (pendinginan) ?
- Semakin lama waktu reaksi maka kontak yang terjadi antar molekul-molekul semakin banyak sehingga asam oksalat yang dihasilkan semakin banyak, akan tetapi mengalami penurunan pada selang waktu berikutnya. Apa pengaruh waktu (lamanya reaksi) terhadap jumlah produk (asam Oksalat) yang dihasilkan?
- Pembuatan asam oksalat dengan bahan baku utama gula pasir atau sukrosa menggunakan prinsip reaksi oksidasi, di mana asam kuat seperti asam nitrat digunakan sebagai oksidator. Jika Asam nitrat digantikan oleh asam kuat seperti asam sulfat, bagaimana reaksi yang terjadi dan produk yang terbentuk?
Assalamualaikum, saya Wafiqah Alvia (A1C118047) akan menjawab permasalahan no.1 Karena asam oksalat dalam keadaan dingin akan membentuk kristal atau terdegradasi.
BalasHapusWisliana (A1C118060)
BalasHapus3. Ketika asam sulfat direaksikan dengan gula yang terjadi adalah Asam sulfat menghilangkan air dari gula dalam reaksi eksoterm, melepaskan panas, uap, dan gas sulfur oksida. Selain bau belerang, reaksi ini juga berbau seperti karamel. Gula putih berubah menjadi arang hitam yang mendorong dirinya keluar dari gelas.
Yang Terjadi :
Gula adalah karbohidrat, jadi ketika kita menghilangkan air dari molekulnya, pada dasarnya yang tertinggal adalah elemen karbon. Reaksi dehidrasi ini adalah jenis reaksi eliminasi.
C12H22O11 (gula) + H2SO4 (asam sulfat) → 12 C (karbon) + 11 H2O (air) + campuran air dan asam
Meskipun gula mengalami dehidrasi, air tidak hilang dalam reaksi. Beberapa tetap sebagai cairan dalam asam. Karena reaksi adalah eksoterm, banyak air yang menjadi uap.
Baiklah saya Khusnul Khotimah (039) akan mencoba menjawab permasalahan no 2. Jika semakin lama waktu reaksi maka kadar asam oksalat akan bertambah puoa. Namun diselang waktu berikutnya malah akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena adanya proses peleburan yang terlalu lama sehingga menyebabkan tumbukan-tumbukan partikel yang tidak sempurna. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pemutusan struktur selulosa sehingga struktur selulosa menjadi rusak dan dapat berubah menjadi senyawa karbohidrat lain, sehingga tidak bereaksi dengan NaOH dan mengakibatkan pebentukan asam oksalat sebagai produk menjadi berkurang. Proses inilah yg menyebablan asam oksalat akan berkurang di selang waktu berikutnya.
BalasHapusTerimakasih :)