Senin, 07 Desember 2020

Laporan Percobaan IX "Isolasi Senyawa Bahan Alam (Flavonoid)"

LAPORAN PERCOBAAN IX

“ISOLASI SENYAWA BAHAN ALAM (FLAVONOID)”





NAMA : KELANTAN

NIM : A1C118023



DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020




VII. Data Pengamatan


VIII. Pembahasan

Isolasi flavonoid umumnya dilakukan dengan metode ekstraksi, yakni dengan cara maserasi atau sokletasi menggunakan pelarut yang dapat melarutkan flavonoid. Flavonoid pada umumnya larut dalam pelarut polar, kecuali flavonoid bebas seperti isoflavon, flavon, flavanon,dan flavonol termetoksilasi lebih mudah larut dalam pelarut semipolar. Senyawa flavonoid diisolasi dengan tekhnik maserasi,mempergunakan poelarut methanol teknis. 

Dalam percobaan ini mengenai Isolasi Senyawa Bahan Alam (Flavonoid) pertama-tama senyawa bahan alam yang digunakan adalah kunyit. Dimana, serbuk kunyit ditimbang sebanyak 5 gram. Lalu, serbuk kunyit yang telah ditimbang tadi dibungkus menggunakan kertas saring 10 x 10 cm dan diikat dengan benang perlakuan ini berfungsi sebagai penarikan komponen. Setelah itu dimasukkan dalam ekstraktor soklet, dan memasukkan 150 ml etanol kedalam gelas beker lalu ditutup rapat agar etanol tidak menguap. Hasilnya larutan etanol berwarna bening. Perlakuan selanjutnya adalah dimasukkan batu didih kedalam labu alas bulat dan dipasang setiap sambungan pada alat soklet. Fungsi batu didih disini adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan pada saat itu larutan menjadi berwarna kuning keemasan. Perlakuan selanjutnya adalah dilakukan proses ekstraksi secara kontinu selama 90 menit. Fungsi dilakukannya ekstraksi disini adalah untuk pemisahan komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyarian secara berulang. Dengan 1 siklus terjadi Ketika larutan penyari turun ke dalam labu alas bulat, warna larutan berwarna emas kecoklatan. dalam ekstraksi ini berlangsung selama 90 menit terjadi 8 siklus.

Setelah diekstraksi, larutan dipindahkan kedalam gelas beker 250 ml dan ditambahkan 10 ml Pb asetat 0,1 M sambal diaduk hingga membentuk endapan. Ditambahkannya Pb asetat sebagai reagen dalam mempercepat reaksi dimana larutan berwarna merah bata dan terdapat endapan. Lalu endapan yang terbentuk didasar gelas ditambahkan 10 ml asam sulfat 0,2 M sebagai katalis dengan hasil larutan berwarna coklat tua. Barulah larutan tadi disaring menggunakan penyaring buchner. Fungsinya disini untuk menyaring larutan agar endapan tidak ikut dalam larutan. Hasilnya terdapat filtrat berwarna coklat tua, dan ada endapan kuning diatas corong bucner. Lalu dipindahkan endapan kedalam gelas beker yang telah ditimbang dan ditambahkan 5 ml etanol p.a lalu dan dipanaskan dalam panci penangas pada lemari asam agar terekstrak sempurna dalam pelarut etanol dan menguap hingga endapan kering. Dan hasilnya larutan berwarna orange dan masih terdapat sedikit endapan. Setelah mendapatkan endapan yang kerinh, ditimbang endapan kering itu lalu dicatat masa nya dengan berat endapan sebesar 0,2467 gr. Dan akhirnya diuji titik leleh nya menggunakan MPA dan hasil titik lelehnya yaitu 189°C sedangkan secara teori adalah 183°C.


IX. Pertanyaan Pasca Praktek

  1. Pada percobaan ini menggunakan pelarut etanol. Jika etanol diganti dengan metanol, bagaimana pengaruh terhadap hasil ekstraksi tersebut?
  2. Apa yang menjadi faktor lamanya proses ekstraksi dan bagaimana pengaruh waktu tersebut terhadap produk Flavonoid hasil ekstraksi tersebut?
  3. Pada percobaan ini menggunakan cara sokletasi, sedangkan biasanya ekstraksi Flavonoid menggunakan cara maserasi. Jadi, apa pengaruh dari kedua  cara tersebut dan cara mana yang menghasilkan hasil ekstraksi yang berkualitas?


X. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :

  1. Teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya flavonoid yaitu ekstraksi. Cara ekstraksi yang digunakan yaitu proses maserasi yang menggunakan teknik ekstraksi dari sampel padat (simplisia) dengan menggunakan pelarut seperti etanol.
  2. Sifat kimia flavonoid antara lain dapat larut pada pelarut seperti etanol maupun metanol (polar), bersifat asam hingga larut dalam bahasa dapat membuat warna spesifik (reaksi warna) dengan ekstraksi


XI. Daftar Pustaka

Alfaridz, Faizal dan Amalia, Riezki. 2016. Review Jurnal : Klasifikasi dan Aktivitas Farmakologi dari Senyawa Aktif Flavonoid. Jurnal Farmaka. Vol.16. No.2 Sumedang : Universitas Padjajaran.

Djamil, Ratna dan Bakriyyah, Fatimah. 2015. Isolasi dan Identifikasi Jenis Senyawa Flavonoid dalam Fase n-Butanol Daun Murbei (Morus alba L.) secara Spektrofotometri. Jurnal Ilmu Keparmasian Indonesia. ISSN 1693-1831. Semarang : Universitas Pancasila.

Lukman DR, Sumaryono. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2. Bandung : Penerbit ITB.

Lumbessy, Mirna. Dkk. 2013. Uji Total Flavonoid Pada Beberapa Tanaman Obat Tradisonal Di Desa Waitina Kecamatan Mangoli Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Jurnal MIPA UNSRAT Online. Vol.2. No.1. Manado : UNSRAT.

Tim Praktikum Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.

3 komentar:

  1. Saya Zulia Nur Rahma (048) akan menjawab permasalahan no 2.
    Menurut jurnal yang saya baca bahwa Faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi adalah suhu dan waktu ekstraksi yang digunakan. Ibrahim et al. (2015), melaporkan peningkatan suhu dalam proses ekstraksi perlu diperhatikan, suhu ekstraksi yang terlalu tinggi dan waktu ekstraksi yang terlalu lama serta melampui batas optimum dapat menyebabkan hilangnya senyawa-senyawa pada larutan karena terjadi proses oksidasi. Komponen bioaktif seperti flavonoid tidak tahan terhadap suhu tinggi diatas 50oC, sehingga mengalami perubahan struktur serta menghasilkan ekstrak yang rendah. Suhu ekstraksi yang terlalu rendah dan waktu ekstraksi yang terlalu singkat akan menyebabkan komponen bioaktif yang terekstrak dari bahan tidak maksimal sehingga komponen bioaktif yang diperoleh rendah.

    BalasHapus
  2. Baiklah saya Firda Oetary (021) akan mencoba menjawab permasalahan saudara no 1 , menurut saya jika diganti dengan metanol itu tidak apa-apa karena fungsinya itu hanya sebagai pelarut dan juga etanol dan metanol itu sama-sama mengandung gugus alkohol.
    Terima kasih

    BalasHapus
  3. saya erma johar (031) akan menjawab no 3. yang lebih baik adalah maserasi. karena maserasi merupakan cara yang komplek dengan dilakkan pengeringan terlebih dahulu sehingga nantinya akan didapatkan serbuk yang murni

    BalasHapus

Laporan Percobaan XIII "Uji Lemak"

LAPORAN PERCOBAAN XIII “UJI LEMAK” NAMA : KELANTAN NIM : A1C118023 DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA...