LAPORAN PERCOBAAN III
“PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)”
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.
NAMA : KELANTAN
NIM : A1C118023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. Data pengamatan
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu berjudul pembuatan asam asetil salisilat atau aspirin. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan dapat memahami cara pembuatan asam asetil salisilat dari bahan baku asam salisilat dan asetat anhidrat, serta untuk dapat mengetahui dan memahami jenis reaksi pembuatan asam asetil salisilat. Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan senyawa turunan asam salisilat. Aspirin ini mempunyai sifat antipiretik dan juga analgesik. Hal ini dikarenakan kelompok senyawa glikosida. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat dibuat dengan menggunakan asam asetat yaitu yang memiliki gugus COOH dan asam salisila yangt memiliki gugus OH.
Dalam percobaan ini, pembuatan aspirin dilakukan dengan cara mencampurkan 5 gram asam salisilat kedalam labu dengan larutan asam asetat 1:1 (20 ml air : 20 ml asam asetat). Kemudian, ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 1 ml (20 tetes). Penambahan asam sulfat ini bertujuan sebagai katalisator. Dan dihasilkan larutan berwarna putih keruh. Kemudian larutan tersebut direfluks sampai terjadinya perubahan warna. Hal ini dilakukan agar menyempurnakan hasil reaksi. Lalu pada akhirnya terjadi perubahan warna larutan yang awalnya putih keruh menjadi warna bening.
IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:
- Pembuatan aspirin dengan penambahan asam salisilat dengan asam asetat anhidrat dengan reaksi esterifikasi mnggunakan katalis asam sulfat pekat.
- Asam asetil salisilat dapat dibuat dengan cara reaksi oksidasi dan rekristalisasi untuk mendapatkan kristal aspirin.
X. Pertanyaan Pasca Praktek
- Pada percobaan ini, saat proses refluks dilakukan secara manual karena tidak ada sistem pengadukan (magnet) pada refluks yang digunakan sehingga harus dibongkar pasang untuk melakukan pengadukan. Apa pengaruh pengadukan yang dilakukan secara manual dan otomatis oleh mesin refluks terhadap produk aspirin?
- Mengapa pada hasil refluks, larutan yang didapatkan berupa larutan bening dengan endapan/gumpalan kristal putih dan tidak berupa larutan bening tanpa endapan?
- H2SO4 (asam sulfat) pekat dalam percobaan ini digunakan sebagai katalis pada pembuatan aspirin. Bagaimana hasil produk yang dihasilkan jika H2SO4 yang digunakan diganti dengan HCl?
XI. Daftar Pustaka
Damanhuri. 2008. LandfillingLimbah. Bandung: FakultasTeknik Sipil dan Lingkungan –Institut Teknologi Bandung.
Ganiswarna, S.G., Stiabudi, R., Suyatna, F.D., dan Nafrialdi (eds). 1995. Farmakologi Terapi. Jakarta: FK-UI.
Tim Praktikum Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi : Universitas Jambi.
Tjay,T.H., dan Raharja K.. 2002. Obat- obat Penting. Jakarta: PT. Elex Medika Komputindo.
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Assalamualaikum, saya Wafiqah Alvia Ramadhani (A1C118047) akan menjawab permasalahann no 3
BalasHapusMenurut saya penambahan asam sulfat ini dalam sintesis asam asetil salisilat ini berguna agar membuat reaksi esterifikas sehingga reaksi pembentukan Ester metil salisilat. Terimakasih
Saya Dewi Mariana Elisabeth Lubis (029) akan menjawab permasalahan no1
BalasHapusMenurut saya sebenarnya tidak ada pengaruh yang signifikan jika menggunakan pengaduk manual atau mesin, hanya saja akan mempengaruhi cepat lambat nya endapan terbentuk
Terimakasih
baiklah saya nabilah zahrah (026) akan mencoba menjawab permasalahan kelantan No. 2 yang mana setelah direfluks menghasilkan larutan bening adanyaendapan dikarenakan tidak sempurnanya proses pengadukan pada saat direfluks. pada saat percobaan pengadukan dilakukan secara menualda hanya sesekali saja. terima kasih.
BalasHapus