LAPORAN PERCOBAAN VI
“SKRINING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM”
NAMA : KELANTAN
NIM : A1C118023
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
VIII. Pembahasan
8.1 Identifikasi Alkaloid
Pada identifikasi alkaloid, digunakan tumbuhan ekstrak daun teh sebanyak 0,05 gram dan digunakan juga HCl 2 N sebanyak 10 ml. Lalu dilarutkan esktrak 0,05 gram tadi kedalam HCl. Setelah terbentuk campuran sebanyak 10 ml, filtrat ini selanjutnya dibagi menjadi 3 tabung reaksi dengan volume yang sama dimana bertujuan untuk pengujian dengan kontrol yang berbeda. Untuk aplikasinya, tabung 1 itu tidak ditambahkan reagen atau pereaksi karena merupakan filtrat murni. Sedangkan untuk tabung 2 ditambahkan pereaksi atau reagen wagner sebanyak 1 hingga 2 tetes, dan pada penambahan reagen disini larutan pada tabung 2 terdapat endapan berwarna kecoklatan dimana menunjukkan adanya senyawa saponin dan untuk tabung 3 ditambahkan reagen dragendorf sebanyak 1 hingga 2 tetes, dan tidak adanya perubahan warna. Pada tabung 1 saat perubahan warna tidak sesuai dengan literatur, seharusnya pada uji alkaloid jika ditambahakan pereaksi/reagen dragendorf akan mengalami perubahan warna dari jingga ke merah. Dan hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa esktrak daun teh termasuk kedalam kelompok alkaloid karena pada uji tadi ditemukan hasil positif pada uji menggunakan reagen wagner dimana filtrat mengandung endapan berwarna kecoklatan.
8.2 Identifikasi Saponin
Pada identifikasi saponin pada daun teh, dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun teh sebanyak 0,05 gram yang dilarutkan kedalam air panas 10 ml didalam gelas beker. Adapun tujuan dari perlakuan ini yakni untuk melarutkan esktrak daun teh. Pada pelarutan ini terbentuk warna kuning kecoklatan pada larutan. Selanjutnya yakni filtrat dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dikcok kuat selama 15-30 detik hingga terbentuknya buih, dan tujuan dari pengocokan ini agar terbentuk busa pada larutan yang menandakan bahwa senyawa tersebut positif mengandung saponin. Adanya buih yang timbul dikarenakan adanya penurunan tegangan muka pada cairan cair yang mana disebabkan adanya senyawa sabun yang dapat mengacakkan bagian yang tidak sama kepolaritasnya. Dan hasil menunjukkan pada uji saponin ini ditunjukkan bahwa ekstrak daun teh mengandung senyawa saponin
8.3 Identifikasi Fenolik
Pada uji fenolik pada percobaan ini, dilakukan dengan melarutkan 0,05 gram daun teh kedalam larutan etanol 96% dan pada proses ini terbentuk warna larutan kuning kecoklatan. Setelah itu ditambahkan senyawa FeCl3 sebanyak 1 hingga 2 tetes dan terbentuklah warna biru tua kehitaman yang menandakan ekstrak tersebut mengandung senyawa fenolik.
8.4 Identifikasi Flavonoid
Pada uji flavonoid, dilakukan dengan melarutkan 0,05 gram daun teh kedalam etanol 5ml 96% kedalam gelas beker lalu terdapatlah larutan berwarna kuning kecoklatan. Selanjutnya yakni filtrat tadi ditambahkan dengan logam Mg sebanyak 1 hingga 2 tetes. Dimana logam Mg nantinya akan mereduksi inti benzopiron pada struktur flavonoid dan logam Mg ini tidak larut pada filtrat. Dan ditambahkan lagi 3 ml amil alkohol dan tambahkan H2SO4 sebagai katalis untuk mempercepat reaksi sebanyak 12 N 1 hingga 2 tetes. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi perubahan warna menjadi merah jingga yang menunjukkan bahwasnaya ekstrak tadi mengandung senyawa flavon dan dibuktikan juga dibagian bawah larutan terbentuk amil alkohol.
IX. Pertanyaan Pasca Praktek
- Pada identifikasi alkaloid, percobaannya menggunakan pereaksi Wagner dan deragendrof. Jika di laboratorium tidak tersedia, bagaimana cara membuat pereaksi ini secara manual?
- Pada identifikasi Flavonoid terdapat penambahan logam Mg pada filtrat. Jadi, apa pengaruh ditambahkan atau tidak ditambahkan logam Mg pada percobaan ini?
- Pada identifikasi Saponin dilakukan penambahan air panas ke dalam gelas Beker berisi 0,05 gr ekstrak. Mengapa harus menggunakan air panas dan jika air panas diganti air biasa, bagaimana pengaruh terhadap proses pelarutan?
X. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
- Skinning fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu.
- Metabolit sekunder merupakan senyawa yang tidak terlibat langsung dalam pertumbuhan, perkembangan, atau reproduksi makhluk hidup namun senyawa ini bisa digunakan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
- Pereaksi yang digunakan dalam skrinning fotokimia guna mengidentifikasi terhadap masing-masing jenis metabolit sekunder tersebut dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi untuk alkaloida yaitu pereaksi wagner, pereaksi meyer dan dragendorf.
XI. Daftar Pustaka
Abdul, R. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Energina, Dkk. 2014. Uji kualitatif senyawa metabolit sekunder pada daun palado yang diekstraksi dengan pelarut air dan etanol. Jurnal akademi kimia. Vol 3. No 3.
Marliana, dkk. 2005. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon pada Tanaman Kacang. Jurnal Kimia. Vol.11. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sastrohamidjojo, H. 2010. Khasiat dan manfaat kunyit. Penerbit konsius: Jakarta.
Tim Praktikum Kimia Organik II. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jambi: Universitas Jambi.
Baiklah saya Nurhalimah (024) akan mencoba menjawab permasalahan no 2 yaitu apa pengaruh ditambahkan atau tidak ditambahkan logam Mg pada percobaan ini? Jadi menurut Logam Mg disini berpengaruh untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat dalam struktur flavonoid. Terima kasih
BalasHapusbaiklah saya erma johar(031) akan menjawab no 1. cara pembuatan Pereaksi Dragendorff Larutan A : Ditimbang 4 g Bi(NO3)3.5H2O kemudian dilarutkan dengan asam nitrat sampai 10 mL. Larutan B : Ditimbang 13,6 g KI kemudian dilarutkan dengan air sampai 25 mL. Campurkan larutan A dan B diamkan sampai memisah, diambil cairan jernih (orange) dilarutkan dengan air sampai 50 mL.
BalasHapusWisliana (A1C18060)
BalasHapus3. Pada identifikasi Saponin dilakukan penambahan air panas ke dalam gelas Beker berisi 0,05 gr ekstrak. harus menggunakan air panas dan jika air panas diganti air biasa, akan berpengaruh terhadap proses pelarutan karena pelarutan itu dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu semakin cepat pula suatu zat akan larut.