Rabu, 16 Desember 2020

Jurnal Percobaan XIII "Uji Lemak"

JURNAL PERCOBAAN XIII
“UJI LEMAK”





NAMA : KELANTAN
NIM : A1C118023


DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020













PERCOBAAN XIII


I. Judul : Uji Lemak
II. Hari, tanggal : Jum'at, 18 Desember 2020
III. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
  1. Dapat mengetahui beberapa sifat lemak
  2. Dapat mengetahui reaksi penyabunan dari lemak maupun minyak

IV. Landasan Teori
Lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Lemak murni memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Lemak tumbuh-tumbuhan yang berwarna dapat disebabkan oleh adanya pigmen asalnya, misal karotena, xantofil, tokoferol atau klorofil. Hal ini dikarenakan pada proses kimia, misal proses oksidasi atau proses hidrolisis, rasa dan bau lemak manjadi tidak enak atau tengik. Lemak-lemak netral, yang asam lemak penyusunnya memiliki rantai karbon yang panjang, tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak yang baik antara lain benzene, kloroform dan dietil eter. Titik lebur lemak rendah tetapi lebih tinggi dari suhu saat menjadi padat kembali (Tim Praktikum Kimia Organik II, 2020).
Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C,H dan O. Lemak atau lipid merupakan salah satu nutrisi diperlukan tubuh karena berfungsi menyediakan energi sebesar 9 kilokalori/gram, melarutkan vitamin A,D,E,K dan dapat menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Selama proses pencernaan, lemak dipecah menjadi molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan unit penyimpanan yang baik untuk energi. Berdasarkan struktur kimianya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh biasanya cair biasanya cair pda suhu kamar, minyak nabati dan lemak yang ditemukan dalam biji merupakan contoh dari lemak tak jenuh sedangkan lemak jenuh biasanya padat pada suhu kamar dan ditemukan dalam daging, susu,keju, miyak kelapa, dan minyak kelapa sawit (Poedjiadi, 1994).
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, sepertikloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampirsemua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyaiatom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal danekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger,1982).
Adapun struktur lemak kimia yaitu komponen penyusun lemak menggambungkan karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan sekali dalam fosfor sementara (P) dan nitrogen (N). Partikel lemak terdiri dari empat bagian, khususnya satu atom gliserol dan tiga partikel lemak tak jenuh. Asam terdiri dari rantai hidrokarbon (CH) dan karboksil mengumpulkan (-COOH). Molekul gliserol memiliki tiga hidroksil banyak (OH) dan masing-masing interface dengan hidroksil yang pertemuan sekelompok karboksil dari lemak tak jenuh. Dengan mempertimbangkan potongan senyawa lemak dipisahkan menjadi tiga antara lain: lemak sederhana, lemak campuran dan lemak awal (Angelia, 2016).
Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yangmengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi,kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalahasam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat diidentifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati, 2007).


V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
  • Plat tetes
  • Gelas beker
  • Gelas Ukur
  • Pipet tetes
  • Tabung reaksi
  • Rak tabung reaksi
  • Indikator universal
  • Pipet Ukur
  • Pro pipet
  • Vortex
5.2 Bahan
  • Larutan Sabum
  • Larutan CH3COOH
  • Larutan CaCl2 1%
  • Larutan MgSO4 1%
  • Larutan Pb Asetat 1%
  • Larutan HCl pekat
  • Larutan KMnO4 0,1 N
  • Larutan eter
  • Minyak
  • Aquadest
  • Indikator PP

VI. Prosedur Kerja
6.1 Uji Pembentukan Garam
  • Dimasukkan kedalam gelas beker larutan sabun sebanyak 30 ml. Lalu dicek pH nya sampai pH=7. Jika belum 7 maka ditambahkan larutan CH3COOH hingga pH nya menjadi 7.
  • Dibagi larutan tersebut menjadi tiga tabung, tabung 1 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan CaCl2 1%, tabung 2 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan MgSO4 1% dan tabung 2 disii 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7 tetes larutan Pb asetat 1%.
  • Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

6.2 Uji Hidrolisa Sabun
  • Dimasukkan kedalam tabung reaksi larutan sabun sebanyak 10 ml, lalu ditambah dengan 5 ml aquades.
  • Ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes pada tabung reaksi. Kemudian larutan di vortex sampai homogen.
  • Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

6.3 Uji Sifat Emulsi Lemak
  • Dimasukkan 2 ml aquades pada tabung reaksi 1 lalu ditambahkan 5 tetes minyak. Pada tabung reaksi 2, dimasukkan 2 ml aquades lalu ditambahkan 5 tetes minyak dan 2 ml larutan sabun. Setelah itu di vortex dan didiamkan.
  • Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

6.4 Uji Sifat Ketidakjenuhan Lemak
  • Dimasukkan kedalam tabung reaksi 2 ml minyak dan 5ml larutan eter. Lalu, divortex campuran dan ditambahkan KMnO4 0,1 N sebanyak 3 tetes.
  • Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.

6.5 Uji Pembuatan Asam Minyak
  • Dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 ml larutan sabun dan 3 ml larutan HCl pekat. Lalu, divortex dan didiamkan hingga terbentuk  2 lapisan.
  • Diamati perubahan yang terjadi pada setiap tabung.


Link Video terkait percobaan XIII


Permasalahan :
  1. Pada uji pembentukan garam, dilakukan penambahan CH3COOH jika pH belum 7. Bagaimana pengaruhnya sehingga penambahan CH3COOH dapat menjadikan larutan tersebut pH-nya 7?
  2. Pada uji hidrolisia sabun, perlakuannya menggunakan indikator PP. Jika indikator PP diganti dengan indikator lain seperti metil merah (mm) atau metil jingga (mo), bagaimana pengaruh terhadap hasil dari uji ini?
  3. Apa fungsi penambahan KMnO4 pada uji sifat ketidakjenuhan lemak?

3 komentar:

  1. Baiklah saya akan menciba menjawab nomor 1.menurut saya karena ini larutan garam maka kalau ditambah dengan CH3COOH Berpengaruh dalam Ph nya menjadi 7 karena CH3COOH merupakan asam lemah dan Reaksi antara asam lemah dengan garam akan mengahasilkan pH larutan yang di hasilkan bersifat netral atau pH = 7.Terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya Zulia Nur Rahma (048) akan menjawab permasalahan no 3.
    Menurut saya Fungsi penambahan KMnO4 adalah untuk oksidator yang memecah ikatan rangkap lemak (lemak tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (asam lemak jenuh).

    BalasHapus
  3. Nur Khalishah (052)
    No 2. Pada uji hidrolisia sabun, perlakuannya menggunakan indikator PP. Jika indikator PP diganti dengan indikator lain seperti metil merah (mm) atau metil jingga (mo), bagaimana pengaruh terhadap hasil dari uji ini . Menurut beberapa sumber yang saya baca pada uji hidrolisia sabun itu hanya bisa menggunakan indokator PP saja dan belum ada saya temukan di ganti dengan indikator indikator lain seperti metil merah (mm) atau metil jingga (mo)

    BalasHapus

Laporan Percobaan XIII "Uji Lemak"

LAPORAN PERCOBAAN XIII “UJI LEMAK” NAMA : KELANTAN NIM : A1C118023 DOSEN PENGAMPU : Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA...